Gencatan Senjata Gaza Ditunda, Lagi-lagi Israel Salahkan Hamas - duadetik.com

Minggu, 19 Januari 2025

Gencatan Senjata Gaza Ditunda, Lagi-lagi Israel Salahkan Hamas

Laksamana Muda Daniel Hagari/Net

DUADETIK.COM - Gencatan senjata dan pembebasan sandera yang dijadwalkan mulai berlaku pada Minggu pagi, 19 Januari 2024, di Jalur Gaza, dilaporkan mengalami penundaan.

Laksamana Muda Daniel Hagari, juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF), menyatakan bahwa penundaan ini terjadi karena Hamas belum menyerahkan daftar nama sandera yang akan dibebaskan dalam fase pertama.

"Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa gencatan senjata tidak akan berlaku selama Hamas belum memenuhi komitmennya sesuai perjanjian," ujar Hagari, sebagaimana dilaporkan oleh CBS News.

Hagari juga memperingatkan bahwa operasi militer Israel di Gaza akan terus dilanjutkan sampai Hamas memenuhi persyaratan untuk gencatan senjata.

"Militer Israel saat ini tetap menyerang Gaza dan akan terus melakukannya hingga Hamas mematuhi kesepakatan tersebut," tegasnya.

Di sisi lain, Hamas menyatakan bahwa mereka tetap berkomitmen pada kesepakatan gencatan senjata yang telah diumumkan sebelumnya. Namun, tidak ada kejelasan mengenai kapan perjanjian tersebut akan diterapkan.

Menteri Luar Negeri Qatar, Majid al-Ansari, pada Sabtu, 18 Januari 2025, mengunggah pernyataan bahwa gencatan senjata seharusnya dimulai pada pukul 8:30 pagi waktu setempat di Gaza pada hari Minggu. Ia juga mengimbau kedua belah pihak untuk berhati-hati saat perjanjian mulai berlaku dan menunggu arahan dari para pejabat.

Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memperingatkan bahwa gencatan senjata tidak akan diteruskan tanpa adanya daftar nama sandera dari Hamas, sebagaimana yang telah disepakati sebelumnya.

"Israel tidak akan mentoleransi pelanggaran perjanjian. Hamas bertanggung jawab sepenuhnya," tegas Netanyahu dalam pernyataannya.

Pernyataan Netanyahu ini disampaikan tiga jam setelah Israel seharusnya menerima daftar nama sandera dari Hamas melalui mediator Qatar. Hingga saat ini, tidak ada tanggapan langsung dari Hamas maupun Qatar.

Pada Sabtu dini hari waktu setempat, kabinet Israel telah menyetujui kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Berdasarkan rancangan perjanjian, gencatan senjata akan dibagi menjadi tiga fase, masing-masing berlangsung selama 42 hari.

Pada hari pertama, Hamas dijadwalkan membebaskan tiga sandera ke Israel. Selanjutnya, pada hari ketujuh, Hamas akan membebaskan empat sandera, dan setelah itu tiga sandera setiap tujuh hari, dimulai dari sandera yang masih hidup hingga mengembalikan jenazah mereka yang telah meninggal.

Secara keseluruhan, Hamas akan membebaskan 33 sandera, yang terdiri dari wanita, anak-anak, serta orang berusia di atas 50 tahun, selama fase pertama. Salah satu sandera yang akan dibebaskan adalah warga Amerika Serikat.

Sisa sandera, termasuk tentara pria, akan dibebaskan pada fase kedua yang dirundingkan selama fase pertama. Hamas menegaskan bahwa pembebasan sandera yang tersisa hanya akan dilakukan jika ada gencatan senjata permanen dan penarikan penuh pasukan Israel.

Sebagai imbalannya, sekitar 1.900 tahanan Palestina akan dibebaskan oleh Israel selama fase pertama, termasuk 1.167 warga Gaza yang tidak terlibat dalam serangan 7 Oktober 2023. Seluruh tahanan wanita dan anak-anak di bawah 19 tahun dari Gaza juga akan dibebaskan pada fase ini.

Selain itu, dalam fase pertama, pasukan Israel akan mundur ke zona penyangga selebar satu kilometer di dalam Gaza, sepanjang perbatasan dengan Israel.

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda